Senin, 31 Oktober 2016

makalah proses pengambilan data



MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
PROSES PENGAMBILAN DATA


Dosen Pengampu :
Dra. Wilda Syahri, M.Pd
Disusun Oleh :
AYU RAHMAWATI PUTRI (A1C114001)
HISKIA IRFAN MANULANG (A1C114028)
RTM INTAN  SRIERSA (A1C114036)
RIAN SETIAWAN (A1C114029)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan, rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kita terutama kepada para penyusun sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES PENGAMBILAN DATA” ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad  SAW. Yang selalu menjadi suri tauladan kita dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga kita senantiasa bisa mencontohnya.
   Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada anggota kelompok yang telah bekerja keras, berupaya untuk menyelesaikan makalah  ini. Dan juga kepada semua pihak yang  telah membantu para penyusun dalam pencarian berbagai sumber referensi untuk digunakan sebagai bahan acuan pembuatan makalah ini.  
Makalah ini dibuat untuk menunjang dan memberikan  kemudahan bagi para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan nyaman dan efektif. Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat digunakan sebagai sarana belajar bagi mahasiwa serta bisa dijadikan referensi mengenai pembahasan yang terkait.
Akhir kata, makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan, tentunya masih terdapat banyak kekurangan sehinngga kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan dan terwujudnya tujuan penyusunan makalah ini.


Jambi,  Oktober 2016

Tim penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk bisa mendapatkan data yang valid tersebut, maka peneliti harus terlebih mengetahui macam-macam data.  Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan yang cukup melelahkan dan sering mengalami kesulitan. Pengumpul data (pencacah) menyelusuri rumah demi rumah untuk membagi kuesioner atau melakukan lnterviu yang kadang-kadang harus berkli-kali datang baru bertemu dengan orang yang di cari sebagai responden. Sungguh merupakan kegiatan membosankan, apalagi pencacah disambut oleh responden dengan rawut wajah yang sinis atau disambut dengan dingin merupakan uji mental yang cukup berat. Jika pencacah tidak sabar dan tidak siap mental, mungkin dapat mengakibatkan keputusan dan kegagalan dalam penelitian. Disamping itu, jika pencacah melakukan kesalahan sikap dalam proses interview, akan mememngaruhi data yang diberikan responden yang tentu kesimpulan dari hasil pengolahan data nya akan salah juga. Oleh karena itu, pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangant penting dalam suatu penelitian.
Kualitas data hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas teknik pengumpulan data dan kualitas pelaksanaan pengumpulan data. Kualitas teknik pengumpulan data dan berkaitan dengan validitas dan reliabilitas alat / instrumen penelitian, sedangkan kualitas pelaksanaan pengumpulan data berkaitan dengan ketepatan dalam cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan. Validitas data dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat pengukur dan kualitas pengambil datanya cukup valid.
Kualitas teknik pengumpulan data selalu ada hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah penelitian yang telah dirumuskan memberi arah dan memengaruhi teknik pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak memungkinkan, atau instrumen penelitian yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika demikian halnya yang terjadi, maka mau tidak mau, harus mengganti masalah yang ingin dipecahkan dengan masalah lainnya.























B.                 RUMUSAN MASALAH

Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan data ?
2.      Apa saja sumber-sumber data dalam penelitian ?
3.      Apa saja klasifikasi data dalam penelitian  ?
4.      Bagaimana metode pengumpulan data ?
5.      Bagaimana teknik pengumpulan data?

C.                TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan kajian dalam makalah ini adalah :
1.      Dapat mengetahui pengertian data.
2.      Dapat mengetahui sumber-sumber data dalam penelitian.
3.      Dapat mengetahui klasifikasi data dalam penelitian.
4.      Dapat mengetahui metode pengumpulan data.
5.      Dapat mengetahui teknik pengumpulan data.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DATA
Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui (Things known or assumed) yang dapat digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran suatu keadaan, dan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah.
Berikut adalah definisi maupun pengertian data menurut pendapat para ahli :
  • Menurut Nuzulla Agustina, data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi.
  • Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
  • Menurut Slamet Riyadi, data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari hasil suatu pengamatan di mana data dapat berupa angka atau lambang.
  • Menurut Anhar, data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
  • Menurut Haer Talib, data adalah sekumpulan fakta dan sebuah fakta tak lain adalah sebuah kenyataan atau kejadian.
  • Menurut Kuswadi dan E. Mutiara, data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang, atau sifat.
  • Menurut Lia Kuswayatno, data adalah kumpulan kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia nyata yang berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari semuanya.
  • Menurut H. J. Sriyanto, data adalah suatu keterangan atau informasi tentang objek penelitian.
  • Menurut Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, data adalah bahan baku dalam sebuah informasi, atau kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
  • Menurut Zulkifli A. M, data adalah keterangan atay bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.

2.2 SUMBER – SUMBER DATA
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1.      Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

2.      Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

2.3 KLASIFIKASI DATA
Data dapat diklasifikasikan dalam beberapa macam, yaitu :
1.      KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN TINGKATNYA
Berdasarkan tingkatnya, data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.      Data mentah
Data mentah merupakan dokumen. Yaitu data yang diperoleh dan belum diolah. Misalnya, kuesioner yang disebarluaskan dan telah diisi atau dijawab responden, dikumpulkan peneliti dan dilakukan pengeditan untuk mengetahui kebenarannya, tetapi belum diolah maka lembaran kuesioner yang telah dijawab itu disebut dokumen sebagai data mentah.
b.      Data yang diolah
Data yang diolah adalah data yang dikelompokkan dan dikategorikan serta dimanipulasi sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Melakukan manipulasi data terhadap data mentah berarti mengubah data menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena itu perlu dilakukan beberapa tahap kegiatan, anatara lain melakukan editing (penyuntingan), coding (penyandingan), memindahkan data (keterangan-keterangan) yang telah disandi dalam bentuk angka ke dalam worksheet (lembaran kerja), tabulasi data, dan analisis data.
c.       Data hasil analisis
Data hasil analisis merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah, karena data yang telah dianalisis akan digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Di samping itu, setelah melakukan analisis mengenai hubungan-hubungan antara fakta yang terjadi, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena. Kemudian, berdasarkan analisis dan penafsiran-penafsiran tersebut perlu dibuat kesimpilan dan implikasi-implikasinya, serta saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.

2.      KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN SIFATNYA
Berdasarkan sifatnya, data dikelompokkan dalam dua klasifikasi, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
a.         Data kualitatif, yaitu data yang menunjukkan kualitas sesuatu, berupa keadaan, proses, kejadian, dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk kata. Misalnya, buah itu rasanya manis, asam, pahit, dan lain-lain. Penggolongan data kualitatif ini dititikberatkan pada cara berpikir induktif, karena pada umumnya bertolak dari kasus-kasus khusus yang diinterpretasikan untuk disusun sebagai generalisasi yang berlaku umum.
Dalam melakukan interpretasi dan pengambilan keputusannya, dibatasi oleh kemampuan berpikir secara perseorangan. Jangkaun hasil penelitian akan sangat bervariasi tingkat kedalaman dan keluasannya. Data yang sama mungkin saja ditafsirkan secara berbeda karena sudut pandangnya berbeda pula. Oleh karena itu, hasil penelitian menjadi subjektif. Sehubungan dengan itu, sering data kualitatif dimodifikasi menjadi data kuantitatif. Namun, banyak para peneliti tetap berpendapat bahwa penelitian kuantitatif murni, tidak lebih rendah mutunya dari pada penelitian kuantitatif. Hal ini memang sulit dibantah, karena banyak disiplin ilmu sosial yang memerlukan penelitian kualitatif. Misalnya, penelitian ilmu filsafat, sejarah, budaya, bahasa dan lain-lain.
           
b.        Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat dihitung secara matematik dan dianalisis secara statistik. Misalnya, ia membeli buah jeruk sebanyak 3kg, jambu 2kg, dan salak 3kg. Penggunaan data kuantitatif dalam penelitian, dinilai lebih objektif, karena bersifat konkret untuk dijadikan bukti ilmiah. Dengan kata lain, data kuantitatif merupakan tanda-tanda kebenaran yang dapat ditangkap oleh pancaindra, karena bersumber dari fakta.

3.      KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN UKURAN / SKALANYA
Berkaitan dengan kuantifikasi, penggolongan data berdasarkan skalanya sama dengan penggolongan variabel yang digolongkan menjadi empat klasifikasi, yaitu:
a.      Data Nominal
Data nominal atau disebut juga data kategorikal, terdiri dari dua kategori atau lebih. Antara kategori tidak ada atau tidak dapat diketahui perbedaan tingkatnya. Disamping itu, frekuensi nilai data nominal tidak dapat dinyatakan dalam bilangan bentuk pecahan atau desimal di belakang koma, karena penilaian dilakukan dengan jalan menghitung, bukan mengukur.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala nominal adalah :
1.        Terdiri dari beberapa kategori. Jika hanya terdiri dari dua kategori, maka kedua kategori tersebut merupakan dua kutub yang berlawanan. Contoh : “ya” dan “tidak”, “pria” dan “wanita”. “hadir” dan “tidak hadir”, dan lain-lain. Dalam contoh ini, jawaban responden yang menyatakan “ya” dan “tidak” bukan merupakan tingkatan dan frekuensi nilainya berbentuk bilangan bulat. Misalnya, hasil jawaban responden, sebanyak 65 orang “ya” dan 35 orang menyatakan “tidak”. Tidak mungkin ada jawaban “ya” sebanyak 64,5 orang dan jawaban “tidak” sebanyak 35 ½ orang.
2.        Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3.        Jika terdiri lebih dari dua kategori maka antara tiap kategori tidak ada atau tidak dapat diketahui tingkatannya. Misalnya, variabel agamadi indonesia ada empat kategori, yaitu : islam, kristen, budha, dan hindu, namun kategori yang satu dengan lainnya tidak diketahui kategori yang mana lebih tinggi atau lenih rendah. Jadi, data pada skala nominal hanya terbatas pada kemampuan membedakan saja.


b.      Data ordinal
Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan jenjang atau tingkatan dalam suatu atribut tertentu, tetapi perbedaan masing-masing tingkatan tidak ada batas yang jelas/ pasti atau masing-masing kategori mempunyai jarak yang berbeda dan frekuensi nilainya dilakukan dengan jalan perhitungan, bukan pengukuran. Misalnya, berat benda dikategorikan : “sangat berat”, “berat”, “cukup berat”, “ringan”, dan “sangat ringan”. Dalam hal ini, perbedaan tingkatan/jenjang antara “sangat berat” dan “berat” tidak dapat ditentukan dengan jelas atau tidak mempunyai batas jarak tertentu. Untuk itu, dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, untuk dapat membedakan masing-masing tingkatannya maka pada jenjang tertinggi diberi skor tertinggi, misalnya skor 5 pada kategori “sangat berat”, jenjang dibawahnya diberi skor 4, dan seterusnya sampai jenjang terendah dengan skor 1.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala ordinal adalah :
1.      Terdiri dari beberapa kategori.
2.      Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3.      Antara tiap kategori tidak diketahui dengan pasti jarak tingkatannya, atau tidak dapat diukur, atau mempunyai perbedaan tingkatan yang tidak sama pada antarkategori.
Contoh :
1.      Tingkat pendidikan : SD, SMP, SMA, D3, S1,S2 dan S3.
2.      Ani terpandai, anne pandai, anno kurang pandai
Kedua contoh di atas masing-masing ada beberapa kategori. Misalnya, kategori SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, dan S3. Tiap kategori dapat dibedakan dan dapat diketahui tingkatannya, tetapi tidak di ketahui secara pasti atau tidak jelas berapa besar jarak tingkatan antara masing-masing kategori. Demikian juga pada variabel contoh kedua di atas, jarak kepandaian antara ani dan anno tidak jelas atau tidak dapat diukur dengan pasti.

c.       Data interval
Data interval adalah data yang dihasilkan dari pengukuran dan pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama, sehingga masing-masing kategori mempunyai jarak / interval yang jelas. Dalam hal ini, jarak antara pengukuran masing-masing kategori berdasarkan jumlah atau selisih antara ukuran kategori.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah :
1.      Terdiri dari beberapa kategori.
2.      Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3.      Perbedaan ukuran antara kategori berdasarkan jumlah atau selisihnya.
Contohnya : jarak jakarta – bogor 70 km ; jakarta – bandung 240 km, maka jarak  bogor – bandung 170 km, yaitu 240-70 = 170 km, maka dapat diketahui perbedaan masing-masing jaraknya, yaitu jarak jakarta – bandung lebih jauh daripada jarak bogor – bandung.

d.      Data rasio
Data rasio adalah data yang dihasilkan dari perbandingan antara kategori, atau variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak. Dalam hal ini, perbedaan antara kategori dinytakan dalam kelipatannya atau perbandingannya.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah :
1.      Terdiri dari beberapa kategori
2.      Antara kategori yang satu dengan lainya dapat dibedakan.
3.      Petbedaan ukuran antara kategori berdasarkan kelipatannya atau perbandingannya, yang mempunyai titik nol absolut dengan makna empiris.
Contoh : berat induk ayam 3kg, sedang anaknya 1kg, maka berat induk ayam 3 kali anaknya atau berat anak ayam 1/3 induknya.


4.      KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN SUMBERNYA
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua macam, yaitu:
a.         Data internal, yaitu data yang bersumber dari dalam organisasi.
b.        Data eksternal, yaitu data yang bersumber dari luar organisasi.

5.      KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN WAKTU PENGUMPULANNYA
Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua macam, yaitu data berkala (time series) dan data silang (cross section).
a.         Data berkala (time series), yaitu data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan. Misalnya, data perkembangan harga bahan pokok selam 1 tahun yang dikumpulkan setiap bulan.
b.        Data silang (cross section), yaitu yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data berdasarkan metodenya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Metode sensus, yaitu data dikumpulkan dari seluruh anggota populasi. Hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter. Hasil penarikan kesimpulan berlaku umum dan pasti.
2.      Metode sampel, yaitu data dikumpulkan dari ebagian anggota populasi yang disebut sampel. Sampel yang dipilih diperkirakan mewakili fenomena atau sifat-sifat populasi melalui teknik penarikan sampel yang tepat. Hasilnya merupakan data perkiraan, tetapi kesimpulan yang ditarik berlaku umum (generalisasi).
3.      Studi kasus (cases study), yaitu pengumpulan data tentang status subjrk penelitian yang berkenaan dengan suatu fenomena spesifik atau khas yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu objek, kelompok, perusahaan, lembaga, atau terhadap gejala tertentu. Kesimpulan penelitian tidak berlaku umum, tetapi hanya tertentu bagi kasus yang diteliti. Kebanyakan skripsi dan tesis mahasiswa termasuk studi kasus terhadap perusahaan tertentu, sehingga kesimpulan yang ditarik hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data atau instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu social dapat berbentuk : (1) kuesioner;  (2)wawancara (interview); (3) pengamatan (observasi); (4) pengkuran (measurement); dan (6) dokumentasi. Tehnik pengumpulan data ini membicarakan tentang bagaimana cara penulis mengumpulkan data.

1.             Kuesioner/angket/daftar pertanyaan

Dalam penelitian ilmu-ilmu social untuk penyusunan skripsi/tesis,sering kali pengumplan data dengan menggunakan instrument atau alat penelitian berbentuk kuesioner/angket/daftar pertanyaan( questionary).umumnya data dalam ilmu-ilmu social bersifat kualitatif dan kebanyakan merupakan konsep mengenai berbagai fenomena social yang abstrak dan tidak dapat diraba atau dirasa dengan pancaindera. Untuk itu, diperlukan teknik membuat skala dengan cacra mengubah data kualitatif menjadi suatu urutan kuantitatif, yakni dalam bentuk angka-angka, sehingga dapat diolah dengan statistic.
Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
  1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
  2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
  3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
  4. Pertanyaan tidak mendua
  5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
  6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
  7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
  8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
  9. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, angket harus diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
10.  Penampilan fisik angket; penting dilakukan agar responden tertarik untuk merespon angket tersebut.

2.      wawancara (interview)
Wawancara/interviu adalah alat pengumpulan data yang digugunakan dalam  komunikasi langsung yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data (interviewer) sebagai pencari informasi yang dijawab secara lisan oleh informan (interviewee) sebagai pemberi informasi. Singkatnya wawancara adalahpengumpulan data berupa Tanya jawab antar pihak pencari informasi dan sumber informasi yang berlangsungsecara lisan. Informasi itu dapt berbentuk tanggapan, pendapat keyakinan, perasaan, hasil pemikiran, dan pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan maslah penelitian.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
  1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
  2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
  3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.

3.      Pengamatan ( observasi)
Pengamatan adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh indra. Dalam kegiatan ini, dilakukan pencatatan yang sistematis terhadap unsure-unsur yang tampak atau dirasakan indra mengenai gejala yang muncul pada objek penelitian. Unsure-unsur yang tampak atau yang dirasakan itu disebut data yang harus diamati dan dicatat. Untuk pencatatan hasil pengamatan dapat dipergunakan beberapa alat, diantaranya catatan (anekdot Record), catatan berkala, daftar cek, skala penelitian, dan peralatanmekanik ( mechanic device).
Melalui observasi, penulis belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Adapun observasi yang dilakukan penulis termasuk dalam jenis observasi partisipasif. Yaitu penulis terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, penulis ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data.
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang harusditempuh, antara lain :
a) Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama
untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus
permasalahan yang akan diamati.
b) Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses
pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam
kelas.
c) Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari
data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan
langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi
saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.
4.      Pengukuran (measurement)
Teknik Pengukuran (measurement) dalam penelitian sosial, umumnya disamakan dengan teknik penilaian / evaluasi (evalution). Dalam hal ini, pengukuran dihubungkan dengan pengumpulan data bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, sedangkan penilain dihubungkan dengan pemberian makna angka, sedangkan penilaian dihubungkan dengan pemberian makna bersifat penaksiran secara kualitatif terhadap data kuantitatif dari hasil pengukuran.
Dengan demikian, penggunaan teknik pengukuran dalam penelitian sosial mencakup sekaligus dua kegiatan, yaitu upaya mendeskripsikan data kuantitatif melalui pengukuran, kemudian diikuti dengan evaluasi, yakni memberikan penilaian atau makna terhadap data tersebut.pada umunya, teknik pengukuran digunakan untuk mengungkapkandata berupa gejala psikologi dan kepribadian, baik secara individual, kelompok, maupun dalam kehidupan suatu masyarakat. Teknik pengukuran sebagai instrumen penelitian yang banyak digunakan adalah tes standar dan tes buatan.
5.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan atau kejadian dari suatu organisasi yang segi waktu relatif belum terlalu lama. Jika peninggalan tertulis yang relatif cukup lama maka berubah menjadi bukti-bukti histori mengenai keadaan atau peristiwa masa lalu. Konsensus mengenai durasi waktu sulit ditentukan karena tergantung dari jenis peninggalan tersebut, arsip keuangan sebagai dokumen bisa sampai 25 atau 30 tahun, sedangkan arsip  lainnya mungkin tidak perlu selama itu. Misalnya, struktur organisasi sebagai dokumentasi mungkin sampai dua atau tiga periode reorganisasi. Di sisi lain, data mahasiswa suatu perguruan tinggi tetap saja sebagai dokumen / arsip sesuai dengan usia perguruan tinggi tersebut.
Terlepas dari batas waktu, bahan-bahan dokumentasi itu merupakan informasi atau data yang memberikan peluang yang luas bagi penyelenggara penelitian. Dari bahan-bahan itu dapat ditemukan berbagai fakta tentang sesuatu yang terjadi, berbagai teori, berbagai pendapat dan lain-lain. Terutama dalam penelitian kualitatif. Bahan-bahan itu menjadi data utama bagi penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kuantitatif biasanya bahan-bahan itu sebagai data sekunder dan mungkin saja dokumenter sebagai teknik utama, tergantung masalah dan tujuan penelitiannya. Oleh karena itu, dokumentasi tetap diperlukan untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.
   Metode dokumentasi dalam penelitian i dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian. 


















BAB III
PENUTUP

3.1         KESIMPULAN

1.      Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui (Things known or assumed) yang dapat digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran suatu keadaan, dan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah.
2.      Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
3.      Dalam penelitiandata dapat diklasifikasikan dalam beberapa macam, yaitu: klasifikasi data berdasarkan tingkatnya, klasifikasi data berdasarkan sifatnya, klasifikasi data berdasarkan ukuran/skalanya, klasifikasi data berdasarkan sumbernya, klasifikasi data berdasarkan waktu pengumpulannya.
4.      Pengumpulan data berdasarkan metodenya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :Metode sensus, metode sampel, Studi kasus (cases study)
5.      Teknik pengumpulan data atau instrument penelitian dapat berbentuk sebagai berikut : (1) kuesioner;  (2)wawancara (interview); (3) pengamatan (observasi); (4) pengkuran (measurement); dan (5) dokumentasi







DAFTAR PUSTAKA

 Darmawan , Deni . 2014 . Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta :
            PT REMAJA ROSDAKARYA
Djaelani , Aunu Rofiq .  2013 . Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif. VOL : XX, NO : 1 FPTK IKIP Veteran Semarang

Silaen, sofar dan widiyono .2013 .Metodologi penelitian sosial . Jakarta :
IN MEDIA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar