Senin, 31 Oktober 2016

makalah PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN



MAKALAH

PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN







DOSEN PENGAMPU :Drs.Fuldiaratman, M.pd

KELOMPOK 2
AZMIYATI                            A1C114031
DWI ASTUTI                         A1C114014
FENI ALPONITA                  A1C114016
FIRMANSYAH                     A1C114044
GITA MONIKA                     A1C114005
LIFFIA OKTARISKA A       A1C114041
LUSIANA                              A1C114013
MARNI SETIAWATI            A1C114030
MUNAWIR N                        A1C114024
RIAN SETIAWAN                A1C114029
SYAFIRA TIARADIPA        A1C114002

PRODI : PEND.KIMIA REGULER
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015

KATA PENGANTAR

 


Assalamualaikum wr.wb,
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah inidengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Makalah ini, kami susun untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan, memperdalam pemahaman dan menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Pengantar Kependidikan. Makalah ini berjudul Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengempu mata kuliah Pengantar Kependidikan yaitu Bapak Drs.Fuldiaratman, M.pd. yang telah memberikan tugas ini. Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kami meminta maaf dan mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak apabila terdapat kesalahan yang di sengaja maupun tidak disengaja dari makalah ini.
Wassalamualaikum wr,wb.
Jambi, 02 Oktober 2014
           Penulis

Kelompok 2 Pend. Kimia




BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam sebuah lingkungan yang disebut dengan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan sebagai proses pengajaran yang efektiv, Sebab dalam lingkungan pendidikan terdapat sarana prasarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Tidak hanya lingkungan pendidikan yang berperan ada juga lembaga pendidikan sebagai pengelolanya.
Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak didik. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuh kembangkan anak didik sebagaimana fungsinya, yaitu fungsi manusia sebagai makhluk tuhan, mahluq individu dan mahluq sosial. Agar kelak ia mampu menjadi kholifah yang baik di muka bumi.
Adanya lembaga-lebaga pendidikan merupakan jawaban atas problema dari pertumbuhan dan perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula. Peranan lembaga-lembaga pendidikan itu berbeda-beda, tergantung pada lingkungan mana lembaga itu berdiri, keluarga, sekolah maupun masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas setidaknya ada gambaran tentang hal-hal yang menarik untuk di perbincangkan dari makalah ini. Yaitu :
  1. Apakah  pengertian dari lingkungan dan lembaga pendidikan?
  2. Apa saja bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan?
  3. Apa saja bentuk-bentuk lembaga pendidikan?
  4. Apa saja fungsi dan peran lembaga pendidikan?
  5. Apa permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indoenesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan : Untuk mengetahui pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lembaga pendidikan. Dan untuk mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan. Serta mengetahui solusi dari permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia saat ini.
Manfaat : Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan semaksimal mungkin bisa menseterilkan lingkungan pendidikan, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat lebih-lebih lingkungan sekolah dari hal-hal yang dapat merusak moral dan menurunkan harkat dan martabat manusia.




BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan

Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan.
Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian atau keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.2 Bentuk-Bentuk Lingkungan Pendidikan

Pada dasarnya lingkungan pendidikan mencakup
  • Tempat (Lingkungan Fisik) Contohnya: keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
  • Kebudayaan (Lingkungan Budaya) Contohnya: dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
  • Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat) Contohnya: keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.
Bentuk-bentuk lingkungan pendidikan adalah berikut ini :
  1. Lingkungan keluarga. Dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas disebutkan bahwa keluarga merupakan bagian dari lingkungan pendidikan informal. Selain itu keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan diluar sekolah. Oleh karena itu, keluarga mesti menciptakan suasana yang edukatif sehingga anak didiknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia sebagaimana tujuan dalam pendidikan.
  2. Lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, sekaligus membentuk kepribadian anak didik yang tujuannya untuk mencapai 3 faktor yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
  3. Lingkungan Masyarakat. Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah pendidikan informal yang dibedakan dari pendidikan di keluarga dan di sekolah. Bertujuan sebagai penambah atau pelengkap pendidikan formal dan informal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

2.3 Bentuk-Bentuk Lembaga Pendidikan

1.      Lembaga pendidikan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak-anak mendapatkan bimbingan dan paling banyak memperoleh pendidikan
2.      Lembaga pendidikan sekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh secara teratur, sisitematis, bertingkat dan dengan mengikuti syaraf yang jelas.
3.      Lembaga pendidikan di masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri.

2.4 Fungsi dan Peranan Lembaga Pendidikan

Secara umum fungsi dan perananlingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya.

2.4.1        Lembaga Pendidikan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan dan sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga.

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
a.       Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b.      Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam membentuk pribadi seseorang, karena adanya kelainan-kelainan dalam perkembangan pendidikan individu oleh kurang berkembangnya kehidupan emosional secara wajar.
c.       Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Dalam sebuah keluarga perilaku orang tua menjadi teladan oleh seorang anak dan anak suka meniru perbuatan orang tuanya. “Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya”
d.      Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Yaitu dengan menumbuhkan benih-benih kesadaran sosial lewat tolong-menolong dalam kehidupan keluarga, gotong royong, menjaga ketertiban, kedamaian dan lain-lain.


e.       Peletakan Dasar-dasar Keagamaan
Mengenalkan ilmu-ilmu agama, mengajari mengaji al-quran dan lain-lain. Hal ini sangat memupuk keagamaan anak.
Tanggung Jawab Keluarga
·         Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak
·         Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
·         Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.
·         Memelihara membesarkan anak.
·         Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
Dengan demikian peranan lembaga pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar untuk membentuk pribadi anak.

2.4.2        Lembaga Pendidikan Sekolah

Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Sehingga pendidikan sekolah sangat penting sekali fungsi dan peranannya terhadap keberhasilan pendidikan anak.
Fungsi dan peranan itu antara lain :
  • Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
  • Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
  • Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
  • Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
  • Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
  • Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Tanggung Jawab sekolah
            Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas tanggung jawab berikut.
·         Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengtan fungsi dan tujuan yang ditetapakan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
·         Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi,, tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
·         Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan –ketentuan jabatannya.

Sifat-Sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Dari kenyataan-kenyataan tersebut, sifat-sifat pendidikan sekolah tersebut adalah sebagai berikut.
·         Tumbuh sesudah keluarga ( pendidikan kedua ).
·         Lembaga pendidikan formal.
·         Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati.
Fungsi dan Peranan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga.Peranan sekolah dengan melalui kurikulum , antara lain sebagai berikut.
·         Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
·         Tempat anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
·         Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Sedangkan fungsi sekolah sebagaimana diperinci oleh Suwarno dalam bukunya penghantar umum pendidikan, adalah sebagai berikut.
a.       Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik.
b.      Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
c.       Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
d.      Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
e.       Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
f.       Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.

2.4.3        Lembaga Pendidikan Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peranan masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya. Membantu pengadaan sarana dan prasarana serta menyediakan lapangan kerja.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan sebagai berikut :
  • Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
  • Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi  dan sebagainya.
  • Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian,  pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan sebagainya.
  • Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater, olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
  • Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli bangunan, muntir, dan sebagainya.

2.5      Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia


Dari yang telah dipaparkan diatas ada suatu masalah bersama yang dihadapi oleh lembaga pendidikan saat ini yaitu lemahnya pendidikan karakter di dunia pendidikan bangsa Indonesia yang menyebabkan banyak masalah untuk anak-anak Indonesia dimasa depan. Berikut data dan fakta permasalahan lemahnya pendidikan karakter di Indonesia yaitu :

  • 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
  • 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
  • 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
  • Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM.
Sumber : Litbang Kompas
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Sedangkan Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara.
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.
Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karaktertidaklah demikian. Karakter selalu merupakan hasil pilihan kita. Ketahuilah bahwa kita mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan seorang pribadi yang memilikinilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang kita hargai dalam kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. kita memiliki kontrol penuh atas karakter kita, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter kita yang buruk karena kita yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi kita.

Cara Program Pendidikan karakter dilakukan
·         Lingkungan Sekolah:
·         Training Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang bermasalah dengan perilakunya.
·         Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi program :
- Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
- Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dandi sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.

Lingkungan Keluarga:
·         Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran, integritas, komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial,  dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka.
















BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Tripusat  pendidikan (Keluarga, Sekolah, Masyarakat) ini saling berhubungan dan saling terkait yang masing-masing memiliki fungsi dan peran tersendiri dengan satu tujuan yaitu menolong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal, untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia seutuhnya, berjatidiri, memiliki integritas, dan bermartabat.
Untuk itu agar fungsi dan peran pendidikan dapat tercapai dengan baik, harus terjadi kerjasama yang harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan peran serta masyarakat dalam pendidikan, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain, pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan bagi lingkungan sosial anak.








DAFTAR PUSTAKA

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1973)., hal.109
Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan.(Surabaya: Karya Abditama, 1994)., hal. 16
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Idris, Zahara. 1981. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa
Indar, Djumberansyah. 1994. Filsafat pendidikan. Surabaya: Karya Abditama
Zahra Idris. Dasar-dasar Kependidikan. (Bandung: Angkasa, 1981)., hal. 69
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga
http://zikripunya.blogspot.com/2010/10/lingkungan-pendidikan.html
http://zikripunya.blogspot.com/2010/10/lingkungan-pendidikan.html
http://www.masbied.com/2009/10/30/fungsi-dan-peranan-lembaga-pendidikan/