MAKALAH
PERAN DAN FUNGSI
LEMBAGA PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :Drs.Fuldiaratman, M.pd
KELOMPOK
2
AZMIYATI A1C114031
DWI
ASTUTI A1C114014
FENI
ALPONITA A1C114016
FIRMANSYAH
A1C114044
GITA
MONIKA A1C114005
LIFFIA
OKTARISKA A A1C114041
LUSIANA
A1C114013
MARNI
SETIAWATI A1C114030
MUNAWIR
N A1C114024
RIAN
SETIAWAN A1C114029
SYAFIRA
TIARADIPA A1C114002
PRODI
: PEND.KIMIA REGULER
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb,
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah inidengan baik dan lancar
tanpa ada hambatan yang berarti. Makalah ini, kami susun untuk
menambah pengetahuan, menambah wawasan, memperdalam pemahaman dan menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah Pengantar Kependidikan. Makalah ini berjudul Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan.
Ucapan
terima kasih kepada dosen pengempu mata kuliah Pengantar Kependidikan yaitu Bapak
Drs.Fuldiaratman, M.pd. yang telah memberikan tugas ini.
Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kami meminta maaf dan
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak apabila terdapat kesalahan yang
di sengaja maupun tidak disengaja dari makalah ini.
Wassalamualaikum
wr,wb.
Jambi, 02 Oktober 2014
Penulis
Kelompok 2 Pend. Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha manusia
untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani,
agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam sebuah lingkungan yang disebut
dengan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan sebagai
proses pengajaran yang efektiv, Sebab dalam lingkungan pendidikan terdapat
sarana prasarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Tidak
hanya lingkungan pendidikan yang berperan ada juga lembaga pendidikan sebagai
pengelolanya.
Dalam konteks pendidikan, lingkungan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak didik.
Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan,
politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di
dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia
seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan
pendidikan yang akan menumbuh kembangkan anak didik sebagaimana fungsinya,
yaitu fungsi manusia sebagai makhluk tuhan, mahluq individu dan mahluq sosial.
Agar kelak ia mampu menjadi kholifah yang baik di muka bumi.
Adanya lembaga-lebaga pendidikan
merupakan jawaban atas problema dari pertumbuhan dan perkembangan manusia itu
sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk dengan
tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga pendidikan
menghendaki perlakuan tertentu pula. Peranan lembaga-lembaga pendidikan itu
berbeda-beda, tergantung pada lingkungan mana lembaga itu berdiri, keluarga,
sekolah maupun masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas
setidaknya ada gambaran tentang hal-hal yang menarik untuk di perbincangkan
dari makalah ini. Yaitu :
- Apakah pengertian dari lingkungan dan lembaga pendidikan?
- Apa saja bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan?
- Apa saja bentuk-bentuk lembaga pendidikan?
- Apa saja fungsi dan peran lembaga pendidikan?
- Apa permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indoenesia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan : Untuk mengetahui pengertian
lingkungan dan lembaga pendidikan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari
lingkungan pendidikan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lembaga pendidikan.
Dan untuk mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan. Serta mengetahui solusi
dari permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia saat ini.
Manfaat : Setelah mempelajari dan
memahami makalah ini, diharapkan semaksimal mungkin bisa menseterilkan
lingkungan pendidikan, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat lebih-lebih
lingkungan sekolah dari hal-hal yang dapat merusak moral dan menurunkan harkat
dan martabat manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun
negatif. Lingkungan pendidikan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan,
merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan
dalam proses pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi
menunjang proses belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan.
Dengan suasana seperti itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan.
Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha
mengelola dan menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan,
keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian. yaitu dalam hal
pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian atau keterampilan. Sebagai
tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.2 Bentuk-Bentuk Lingkungan Pendidikan
Pada dasarnya lingkungan pendidikan mencakup
- Tempat (Lingkungan Fisik) Contohnya: keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
- Kebudayaan (Lingkungan Budaya) Contohnya: dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
- Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat) Contohnya: keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.
Bentuk-bentuk lingkungan pendidikan adalah berikut ini :
- Lingkungan keluarga. Dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas disebutkan bahwa keluarga merupakan bagian dari lingkungan pendidikan informal. Selain itu keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan diluar sekolah. Oleh karena itu, keluarga mesti menciptakan suasana yang edukatif sehingga anak didiknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia sebagaimana tujuan dalam pendidikan.
- Lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, sekaligus membentuk kepribadian anak didik yang tujuannya untuk mencapai 3 faktor yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
- Lingkungan Masyarakat. Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah pendidikan informal yang dibedakan dari pendidikan di keluarga dan di sekolah. Bertujuan sebagai penambah atau pelengkap pendidikan formal dan informal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2.3 Bentuk-Bentuk Lembaga Pendidikan
1. Lembaga pendidikan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama, karena dalam
keluarga inilah anak-anak mendapatkan bimbingan dan paling banyak memperoleh
pendidikan
2. Lembaga pendidikan sekolah. Yang
dimaksud dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh secara
teratur, sisitematis, bertingkat dan dengan mengikuti syaraf yang jelas.
3. Lembaga pendidikan di masyarakat.
Masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata
kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri.
2.4 Fungsi dan Peranan Lembaga Pendidikan
Secara umum fungsi dan
perananlingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya.
2.4.1 Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama, karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan
bimbingan dan sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan
tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota
keluarga yang lain.
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki peranan yang
sangat penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama
yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, sebab dari
sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya
ditentukan.
b. Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang
terpenting dalam membentuk pribadi seseorang, karena adanya kelainan-kelainan
dalam perkembangan pendidikan individu oleh kurang berkembangnya kehidupan
emosional secara wajar.
c. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Dalam sebuah keluarga perilaku orang tua menjadi teladan
oleh seorang anak dan anak suka meniru perbuatan orang tuanya. “Rasa cinta,
rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat
berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti,
terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga
tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya”
d. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Yaitu dengan menumbuhkan benih-benih kesadaran sosial lewat
tolong-menolong dalam kehidupan keluarga, gotong royong, menjaga ketertiban,
kedamaian dan lain-lain.
e. Peletakan Dasar-dasar Keagamaan
Mengenalkan ilmu-ilmu agama, mengajari mengaji al-quran dan
lain-lain. Hal ini sangat memupuk keagamaan anak.
Tanggung Jawab Keluarga
·
Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan
orang tua dan anak
·
Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
·
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada
gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.
·
Memelihara membesarkan anak.
·
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah
dewasa akan mampu mandiri.
Dengan demikian peranan lembaga pendidikan keluarga
merupakan pendidikan dasar untuk membentuk pribadi anak.
2.4.2 Lembaga Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah pada dasarnya
merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga hanya saja pendidikan di sekolah
diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat
yang jelas dan ketat. Sehingga pendidikan sekolah sangat penting sekali fungsi
dan peranannya terhadap keberhasilan pendidikan anak.
Fungsi dan peranan itu antara lain :
- Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
- Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
- Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
- Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
- Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
- Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Tanggung Jawab sekolah
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas tanggung jawab berikut.
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas tanggung jawab berikut.
·
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengtan fungsi dan
tujuan yang ditetapakan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
·
Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi,, tujuan dan
tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
·
Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab professional
pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan
ketentuan –ketentuan jabatannya.
Sifat-Sifat
Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
kedua setelah pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Dari
kenyataan-kenyataan tersebut, sifat-sifat pendidikan sekolah tersebut adalah
sebagai berikut.
·
Tumbuh sesudah keluarga ( pendidikan kedua ).
·
Lembaga pendidikan formal.
·
Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati.
Fungsi dan
Peranan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang
membantu lingkungan keluarga maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarga.Peranan sekolah dengan melalui kurikulum , antara lain sebagai
berikut.
·
Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan
guru dan dengan karyawan.
·
Tempat anak didik belajar menaati peraturan-peraturan
sekolah.
·
Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Sedangkan fungsi sekolah sebagaimana
diperinci oleh Suwarno dalam bukunya penghantar umum pendidikan, adalah sebagai
berikut.
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan
memberikan pengetahuan anak didik.
b. Spesialisasi dalam bidang pendidikan
dan pengajaran
c. Efisiensi. Pendidikan dilakukan
dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah
besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
d. Sosialisasi, yaitu proses
perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan
masyarakat.
e. Konservasi dan transmisi kultural,
yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan
penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
f. Transisi dari rumah ke masyarakat.
Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab
anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
2.4.3 Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga ketiga
setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Masyarakat memiliki peranan yang
besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peranan masyarakat itu antara lain
menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut
menyelengglarakan pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya. Membantu
pengadaan sarana dan prasarana serta menyediakan lapangan kerja.
Secara kongkrit peran dan fungsi
pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus penyegaran, penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
- Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebagainya.
- Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian, pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan sebagainya.
- Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater, olahraga, seni bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
- Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli bangunan, muntir, dan sebagainya.
2.5 Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia
Dari yang telah dipaparkan diatas ada suatu masalah bersama yang dihadapi oleh lembaga pendidikan saat ini yaitu lemahnya pendidikan karakter di dunia pendidikan bangsa Indonesia yang menyebabkan banyak masalah untuk anak-anak Indonesia dimasa depan. Berikut data dan fakta permasalahan lemahnya pendidikan karakter di Indonesia yaitu :
- 158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011
- 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011
- 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI
- Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM.
Sumber : Litbang Kompas
Secara
sederhana, pendidikan karakter
dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat,
dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh
Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang
disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Sedangkan Suyanto mendefinisikan
karakter sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di
sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini
peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi
juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.
Pendidikan Karakter adalah
pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti
kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari
masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan
karakter tidak bisa
ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara
sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan.
Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi
seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter
buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa
cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain
atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar
bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita,
namun karaktertidaklah demikian. Karakter selalu merupakan hasil pilihan kita.
Ketahuilah bahwa kita mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang
berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan
seorang pribadi yang memilikinilai tambah. Karakter
akan melindungi segala sesuatu yang kita hargai dalam kehidupan ini.Setiap
orang bertanggung jawab atas karakternya. kita memiliki kontrol
penuh atas karakter kita, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain
atas karakter kita yang buruk karena kita yang bertanggung jawab penuh.
Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi kita.
Cara
Program Pendidikan karakter dilakukan
·
Lingkungan Sekolah:
·
Training Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah,
bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta
bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali
dan memberikan wawasan pada guru tentang
psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3
faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami
dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
·
Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi
menjadi dua sesi program :
- Sesi Workshop
Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop
ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini
bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah
mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih
positif.
- Sesi Seminar Khusus
Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak
dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini
orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari
berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di
rumah dandi sekolah, serta lebih mudah
mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
Lingkungan Keluarga:
·
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk
sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship),
yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial
dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil
hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan keyakinan
anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang
negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.
Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini,
salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan
begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan
terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti
kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul
dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat
akan menumbuhkan karakter sehat dan baik,
begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun
hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan
Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang
terimplementasi pada kehidupan sosial.
Pendidikan Karakter
Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk
memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai
kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan
tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
"Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran
Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak
(pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur
kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah
memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi
kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran, integritas, komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah
memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan
pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang
kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana
toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat,
dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa
mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di
dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi
persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil
Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia
memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad
untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah
air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk
negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang
secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan
sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol
“Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa,
dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal
dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan
pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan
dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan
strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut
adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik,
sosial, dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka.
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tripusat pendidikan (Keluarga,
Sekolah, Masyarakat) ini saling berhubungan dan saling terkait yang
masing-masing memiliki fungsi dan peran tersendiri dengan satu tujuan yaitu
menolong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal, untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia
seutuhnya, berjatidiri, memiliki integritas, dan bermartabat.
Untuk itu agar fungsi dan peran
pendidikan dapat tercapai dengan baik, harus terjadi kerjasama yang harmonis
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan peran serta masyarakat
dalam pendidikan, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain, pendidikan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan
memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan bagi
lingkungan sosial anak.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien Indrakusuma. Pengantar
Ilmu Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1973)., hal.109
Djumberansyah Indar, Filsafat
Pendidikan.(Surabaya: Karya Abditama, 1994)., hal. 16
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Idris, Zahara. 1981. Dasar-dasar
Kependidikan. Bandung: Angkasa
Indar, Djumberansyah. 1994. Filsafat
pendidikan. Surabaya: Karya Abditama
Zahra Idris. Dasar-dasar
Kependidikan. (Bandung: Angkasa, 1981)., hal. 69
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga
http://zikripunya.blogspot.com/2010/10/lingkungan-pendidikan.html
http://zikripunya.blogspot.com/2010/10/lingkungan-pendidikan.html
http://www.masbied.com/2009/10/30/fungsi-dan-peranan-lembaga-pendidikan/